Sistem
Perkemihan (Urinaria)
2.1.
Pengertian
Sisitem
urinaria adalah suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan darah
sehingga dara bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan
menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang dipergunakan
oleh tubuh larutan dalam air dan dikeluarkan berupa urine (air kemih).
Sistem urinaria terdiri atas:
·
Ginjal, yang mengeluarkan sekret urine.
·
Ureter, yang menyalurkan urine dari ginjal ke kandung kencing.
·
Kandung
kencing, yang bekerja sebagai penampung.
·
Uretra, yang menyalurkan urine dari kandung kencing.
2.2.
Ginjal
Ginjal
adalah suatu kelenjar yang terletak di bagian belakang kavum abdominalis di
belakang peritoneum pada kedua sisi vertebra lumbalis III, melekat langsung
pada dinding belakang abdomen. Bentuk ginjal seperti biji kacang, jumlahnya ada
dua buah kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan dan pada
umumnya ginjal laki-laki lebih panjang dari ginjal wanita.
Fungsi
ginjal:
1. Memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis
atau racun.
2. Mempertahankan suasana keseimbangan cairan
3. Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan
tubuh.
4. Mempertimbangkan keseimbangan garam-garam dan zat-zat lain
dalam tubuh.
5. Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme hasil akhir dari ureum
protein.
Uji fungsi
ginjal terdiri dari:
1. Uji protein (albumin). Bila ada kerusakan pada glomerulus
atau tubulus, maka protein dapat bocor dan masuk ke urine.
2. Uji konsentrasi ureum darah. Bila ginjal tidak cukup
mengeluarkan ureum maka ureum darah naik di atas kadar normal 20-40 mg%.
3. Uji konsentrasi. Pada uji ini dilarang makan dan minum
selama 12 jam untuk melihat sampai berapa tinggi berat jenis naiknya.
Struktur
ginjal
Setiap
ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula renalis yang terdiri
dari jaringan fibrus berwarna ungu tua. Lapisan luar terdiri dari lapisan
korteks (subtansia kortekalis), dan lapisan sebelah dalam bagian medulla
(subtansia medularis) berbentuk kerucut yang disebut renal piramid. Puncak
kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut
papilla renalis. Masing-masing piramid dilapisi oleh kolumna renalis, jumlah
renalis 15-16 buah.
Garis-garis
yang terlihat di piramid disebut tubulus nefron yang merupakan bagian terkecil
dari ginjal yang terdiri dari glomerulus, tubulus proksimal (tubulus kontorti
satu), ansa henle, tubulus distal (tubulus kontorti dua) dan tubulus urinarius
(papilla vateri).
Pada setiap ginjal diperkirakan ada 1.000.000 nefron, selama 24 jam dapat
menyaring darah 170 liter. Arteri renalis membawa darah murni dari aorta ke
ginjal, lubang-lubang yang terdapat pada piramid renal masing-masing membentuk
simpul dari kapiler satu badan malfigi yang disebut glomerulus. Pembuluh aferen
yang bercabang membentuk kapiler menjadi vena renalis yang membawa darah dari
ginjal ke vena kava inferior.
Fisiologi
ginjal
Ginjal
berfungsi:
1. Mengatur volume air (cairan dalam tubuh). Kelebihan air
dalam tubuh akan diekskresikan oleh ginjal sebagai urine (kemih) yang encer
dalam jumlah besar, kekurangan air (kelebihan keringat) menyebabkan urine yang
diekskresi berkurang dan konsentrasinya lebih pekat sehingga susunan dan volume
cairan tubuh dapat dipertahankan relatif normal.
2. Mengatur keseimbangan osmitik dan mempertahankan
keseimbangan ion yang optimal dalam plasma (keseimbangan elektrolit). Bila
terjadi pemasukan/pengeluaran yang abnormal ion-ion akibat pemasukan garam yang
berlebihan/penyakit perdarahan (diare, muntah) ginjal akan meningkatkan
ekskresi ion-ion yang penting (mis. Na, K, Cl, Ca dan posfat).
3. Mengatur keseimbangan asam-basa cairan tubuh bergantung pada
apa yang dimakan, campuran makanan menghasilkan urine yang bersifat agak asam,
pH kurang dari 6 ini disebabkan hasil akhir metabolism protein. Apabila banyak
makan sayur-sayuran, urine akan bersifat basa. pH urine bervariasi antara
4,8-8,2. Ginjal menyekresi urine sesuai dengan perubahan pH darah.
4. Ekskresi sisa hasil metabolism (ureum, asam urat, kreatinin)
zat-zat toksik, obat-obatan, hasil metabolism hemoglobin dan bahan kimia asing
(pestisida).
5. Fungsi hormonal dan metabolisme. Ginjal menyekresi hormon
renin yang mempunyai peranan penting mengatur tekanan darah (sistem renin
angiotensin aldesteron) membentuk eritripoiesis mempunyai peranan penting untuk
memproses pembentukan sel darah merah (eritropoiesis).
Di samping
itu ginjal juga membentuk hormone dihidroksi kolekalsiferol (vitamin D aktif)
yang diperlukan untuk absorsi ion kalsium di usus.
Filtrasi
glomerulus
Kapiler
glomerulus secara relatif bersifat impermeabel terhadap protein plasma yang
lebih besar dan permeabel terhadap air dan larutan yang lebih kecil sepeti
elektrolit, asam amino, glukosa dan sisa nitrogen. Glomerulus mengalami
kenaikan tekanan darah 90 mmHg. Kenaikan ini terjadi karena anteriole
aferen yang mengarah ke glomerulus mempunyai diameter yang lebih besar dan
memberikan sedikit tahanan dari kapiler yang lain. Darah didorong ke dalam
ruangan yang lebih kecil, sehingga darah mending air dan partikel yang
terlarutdalam plasma masuk ke dalam kapsula bowman. Tekanan darah terhadap
dinding pembuluh ini disebut tekanan hidrostatik (TH). Gerakan masuknya ke
dalam kapsula bowman disebut sebagai filtrasi glomerulus.
Tiga
faktor pada proses filtrasi dalam kapsula bowman menggambarkan integrasi ketiga
faktor tersebut yaitu:
1. Tekanan osmitik (TO). Tekanan yang dikeluarkan oleh air (sebagai pelarut) pada
membrane semipermeabel sebagai usaha untuk menembus membrane semipermeabel ke
dalam area yang mengandung lebih banyak molekul yang dapat melewati membrane
semipermeabel. Pori-pori dalam kapiler glomerulus membuat membrane
semipermeabel memungkinkan untuk melewati yang lebih kecil dari air tetapi
mencegah molekul yang lebih besar misalnya protein dan plasma.
2. Tekanan hidroststik (TH). Sekitar 15 mmHg dihasilkan oleh adanya filtrasi dalam
kapsula dan berlawanan dengan tekanan hidrostatik darah. Filtrasi juga
mengeluarkan tekanan osmitik 1-3 mmHg yang berlawanan dengan osmitik darah.
3. Perbedaan tekanan osmitik plasma dengan cairan dalam kapsula bowman mencerminkan perbedaan
kosentrasi protein, perbedaan ini menimbulkan pori-pori kapiler mencegah
protein plasma untuk difiltrasi.
Tekanan
hidrostatik plasma dan tekanan osmitik filtrat kapsula bowman bekerja sama
untuk meningkatkan gerakan air dan molekul permeabel, molekul permeabel kecil
dari plasma masuk ke dalam kapsula bowman.
Proses
pembentukan urine
Glomerulus
berfungsi sebagai ultrafiltrasi pada simpai bowman, berfungsi untuk menampung
hasil filtrasi dari glomerulus. Pada tubulus ginjal akan terjadi penyerapan
kembali zat-zat yang sudah disaring pada glomerulus, sisa cairan akan
diteruskan ke piala ginjal terus berlanjut ke ureter.
Urine berasal dari darah yang di bawa arteri renalis masuk kedalam ginjal,
darah ini terdiri dari bagian yang padat yaitu sel darah dan bagian plasma
darah.
Ada tiga
tahap pembentukan urine:
1) Proses
filtrasi
Terjadi di
glomerulus, proses ini terjadi karena permukaan aferen lebih besar dari
permukaan eferen maka terjadi penyerapan darah. Sedangkan sebagian yang
tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein. Cairan yang tersaring
ditampung oleh simpai bowman yang terdiri dari glukosa, air, natrium, klorida,
sulfat, bikarbonat dan lain-lain, yang diteruskan ke tubulus ginjal.
2) Proses
reabsorpsi
Proses ini
terjadi penyerapan kembali sebagian besar glukosa, natrium, klorida, fosfat,
dan ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal oblogator
reabsorpsi terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian
bawah terjadi kembali penyerapan natrium dan ion bikarbonat. Bila diperlukan
akan diserap kembali ke dalam tublus bagian bawah. Penyerapannya terjadi secara
aktif dikenal dengan reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada papilla
renalis.
3) Proses
sekresi
Sisanya
penyerapan urine kembali yang terjadi pada tubulus dan diteruskan ke piala
ginjal selanjutnya diteruskan ke ureter masuk ke vesika urinaria.
Peredaran
darah ginjal
ginjal
mendapat darah dari aorta abdominalis yang mempunyai percabanganarteri arteri
renalis. Arteri ini berpasangan kiri dan kanan. Arteri renalis bercabang
menjadi arteria interlobaris kemudian menjadi arteri arkuata. Arteri
interloburalis yang berada di tepi ginjal bercabang menjadi kapiler membentuk
gumpalan-gumpalan yang disebut glomerulus. Glomerulus ini dikelilingi oleh alat
yang disebut simpai bowman. Di sini terjadi penyaringan pertama dan kapiler
darah yang meninggalkan simpai bowman kemudian menjadi vena renalis masuk ke
vena kava inferior.
Persarafan
ginjal
Ginjal
mendapat persarafan dari pleksus renalis (vasomotor). Saraf ini berfungsi untuk
mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini berjalan bersamaan
dengan pembu;uh darah yang masuk ginjal. Di atas ginjal terdapat kelenjar
suprarenalis, kelenjar ini merupakan kelenjar buntu yang menghasilkan dua macam
hormon yaitu hormon adrenalin dan hormon kortison. Adrenal dihasilkan oleh
medulla.
Reabsorpsi
dan sekresi tubulus
Sewaktu
filtrat glomerulus memasuki tubulus ginjal, filtrat ini mengalir melalui
bagian-bagian tubulus. Sebelum diekskresikan sebagai urine beberapa zat
diabsorpsi kembali secara selektif dari tbulus dan kembali ke dalam darah,
sedangkan yang lain de sekresikandari darah ke dalam lumen tubulus. Pada
akhirnya urine terbentuk dan semua zat dalam urine akan menggambarkan
penjumlahan dari tiga proses dasar ginjal (filtrasi glomerulus, reabsorpsi
tubulus dan sekresi tubulus).
Ekskresi urine – Filtrasi glomerulus – Reabsorpsi tubulus +
Sekresi tubulus
a. Reabsorpsi
tubulus
Ginjal
menangani beberapa zat yang yang difiltrasi secara bebas dalam ginjaldan
diabsorpsi dengan kecepatan yang berbeda. Kecepatan masing-masing zat dapat
dihitung sebagi berikut.
Filtrasi – Kecepatan filtrasi glomerulus x Kecepatan plasma
Penghitungan
ini menganggap bahwa zat-zat difiltrasi secara bebas dan tidak terikat pada
protein plasma.
Kebanyakan zat proses filtrasi golmerulus dan reabsorpsi tubulus secara
kuntitatif relatif sangat besar terhadap sekresi urine. Sedikit saja perubahan
pada filtrasi glomerulus atau reabsorpsi secara potensial dapat menyebabkan
perubahan yang relatif besar. Beberapa produk buangan seperti ureum dan
kreatinin sulit diabsorpsi dari tubulus dan diekskresi dalam jumlah yang
relatif besar.
Mekanisme
pasif. Zat yang akan diabsorpsi harus
ditranspor melintasi membran epitel tubulus ke dalam cairan interstisial
ginjal, melalui kapiler peri tubulus kembali ke dalam darah. Reabsorpsi melalui
epitel tubulus ke dalam darah, misalnya air dan zat terlarut dapat ditranpor melalui
membran selnya sendiri (jalur transeluler) atau melalui ruang sambungan
antar-sel (jalur para seluler). Setelah diabsorpsi melalui sel epitel tubulus
ke dalam cairan interstisial air dan zat terlarut ditranpor melalui dinding
kapiler ke dalam darah dengan cara ultrafiltrasi yang diperantarai oleh tekanan
hidrostatik dan tekanan osmotik koloid.
Traspor
aktif mendorong suatu zat terlarut
melawan gradien elektrokimia dan membutuhkan energi yang berasal dari
metabolisme. Transpor yang berhubungan langsung dengan suatu sumber energi
seperti hidrolisis adenosin trifosfat (ATF) disebut transfor aktif primer.
Transpor yang tidak berhubungan secara langsung dengan suatu sumber energi
seperti yang diakibatkan oleh gradien ion, disebut transpor aktif sekunder.
b. Reabsorpsi
tubulus proksimal
Secara
normal sekitar 65% dari muatan natrium dan air yang difiltrasi dan nilai
persentase terendah dari klorida akan diabsorpsi oleh tubulus proksimal sebelum
filtrat mencapai ansa henle. Persentase ini dapat meningkat atau menurun dalam
berbagai kondisi fisiologis.
Sel
tubuh proksimal mempunyai banyak sekali brush boerder. Permukaan
membran brush boerder dimuati molekul protein yang mentranspor ion natrium
melewati membran lumen yang bertalian dengan mekanisme transpor nutrien organik
(asam amino dan glukosa). Tubulus proksimal merupakan tempat penting untuk
sekresi asam dan basa, organik seperti garam garam empedu, oksalat, urat, dan
katekolamin.
Regulasi
reabsorpsi tubulus penting untuk mempertahankan suatu keseimbangan
yang tepat antara reabsorpsi tubulus dan filtrasi glomerulus. Adanya mekanisme
saraf, faktor hormonal, dan kontrol setempat yang meregulasi reabsorpsi tubulus
untuk mengatur filtrasi glomerulus maka reabsorpsi beberapa zat terlarut dapat
diatur secara bebas terpisah dari yang lain terutama melalui mekanisme
pengontrolan hormonal.
Abnormalitas
kongenital
Kelainan
kongenital ginjal dapat terjadi, termasuk:
1. Tidak terdaptnya ginjal.
2. Ginjal berbentuk seperti sepatu kuda.
3. Kista ginjal, dimana ginjal mempunyai kista dalam jumlah
yang besar sebagai akibat dari kesalahan perkembangan dalam perkembangan
tubulus.
Penyakit
ginjal
Penyakit
pada ginjal dapat mengganggu fungsi nefron, dan apabila sejumlah besar nefron
mengalami kerusakan maka akan terjadi kerusakan fungsi ginjal: sekresi urina
hilang, albumin atau darah dapat terlihat pada urine, produk metabolisme
(misalnya urea) yang seharusnya di ekskresi tidak diekskresi dan terjadi
penumpukan dalam darah, serta keseimbangan asam basa tubuh menjadi terganggu.
Pada glomerulus nefritis akut ginjal mengalami perbesaran, glomerulus merupakan
bagian khusus yang terkena. Pada sindroma nefrotik terdapatnya protein dalam
urine menyebabkan terjadinya retensi cairan dalam jaringan. Pada glikosuria
renalis glukosa bocor ke dalam urine sebagai akibat kelainan kongenital pada
anatomi dan fungsi nefron.
Gagal
ginjal akut dapat timbul sebagai akibat:
1. Gangguan sirkulasi renalis (misalnya pada syok, penurunan
curah jantung ditujukan pada otak dan jantung menyebabkan kerusakan pada
ginjal).
2. Glomerulo nefritis berat
3. Penyumbatan traktus urinarius oleh batu ginjal.
Bila gagal
ginjal terjadi pada beberapa jam, tubulus ginjal akan mengalami kerusakan
permanen. Pada urine yang disekresi terhenti sama sekali (terjadi urinarius)
atau berkurang dalam jumlah yang sangat kecil (oligura), terdapat perubahan
keseimbangan asam basa yang berat dan produk akhir metabolisme tubuh tidak
diekskresi. Gagal ginjal kronik merupakan akibat dari kerusakan nefron yang
permanen ole penyakit ginjal apa saja yang berat, adanya bukti terjadi gagal
ginjal terlihat apa bila sekitar 75% dari nefron sudah tidak berfungsi.
Pada
diabetik insipidus antidiuretik hormon tidak dibentuk oleh kompleks
hipotalamuspituitari dan sebagai konsekuensinya air tidak direabsorpsi dalam
duktus kolektikus, dan pasien mengeluarkan jumlah urine banyak yang pekat.
Abnormalitas
kandungan urine:
1. Glukose
2. Benda-benda keton
3. Garam empedu
4. Pigmen empedu
5. Protein
6. Darah
7. Beberapa obat-obatan
2.3.
Ureter
Terdiri
dari 2 saluran pipa, masing–masing bersambung dari ginjal ke kandung kemih
(vesika urinaria), panjangnya ± 25-30 cm, dengan penampang ± 0,5 cm.
Ureter sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam
rongga pelvis.
Lapisan
dinding abdomen terdiri dari:
1. Dinding luar jaringan ikat (jarinagn fibrosa)
2. Lapisan tengah lapisan otot polos
3. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
Lapisan
didnding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltik tiap 5 menit sekali
yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kamih (vesika urinaria).
Gerakan peristaltik mendorong urine melalui ureter yang diekskresikan oleh
ginjal dan disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk
ke dalam kandung kemih.
Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan
dilapisi oleh peritoneum. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter
meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe berasal
dari pembuluh sekitarnya mempunyai saraf sensorik.
Pars
abdominalis ureter dalam kavum abdomen ureter terletak di belakang
peritoneum sebelah media anterior m. psoas mayor dan ditutupi oleh fasia
subserosa. Vasa spermatika/ovarika interna menyilang ureter secara oblique,
selanjutnya ureter akan mencapai kavum pelvis dan menyilang arteri iliaka
eksterna.
Ureter
kanan terletak pada parscdesendens duodenum. Sewaktu turun ke bawah
terdapat di kanan bawah dan disilang oleh kolon dekstra dan vosa iliaka iliokolika,
dekat apertura pelvis akan dilewati oleh bagian bawah mesenterium dan bagian
akhir ilium. Ureter kiri disilang oleh vasa koplika sinistra dekat apertura
pelvis superior dan berjalan di belakang kolon sigmoid dan mesenterium.
Pars
pelvis ureter berjalan pada bagian dinding lateral pada kavum pelvis
sepanjang tepi anterior dari insura iskhiadikamayor dan tertutup
olehperitoneum. Ureter dapt ditemukan di depan arteri
hipogastrikabagian
dalam nervus obturatoris arteri vasialia anterior dan arteri hemoroidalis
media. Pada bagian bawah insura iskhiadika mayor, ureter agak miring ke bagian
medial untuk mencapai sudut lateral dari vesika urinaria.
Ureter
pada pria terdapat di dalam visura seminalis atas dan disilang oleh duktus
deferens dan dikelilingi oleh pleksus vesikalis. Selanjutnya ureter berjalan
oblique sepanjang 2 cm di dalam dinding vesika urinaria pada sudut lateral dari
trigonum vesika. Sewaktu menembus vesika urinaria, dinding atas dan dinding
bawah ureter akan tertutup dan pada waktu vesika urinaria penuh akan membentuk
katup (valvula) dan mencegah pengambilan urine dari vesika urinaria.
Ureter
pada wanita terdapat di belakang fossa ovarika urinaria dan berjalan
ke bagian medial dan ke depan bagian lateralis serviks uteri bagian atas,
vagina untuk mencapai fundus vesika urinaria. Dalam perjalanannya, ureter
didampingi oleh arteri uterina sepanjang 2,5 cm dan selanjutnya arteri ini
menyilang ureter dan menuju ke atas di antara lapisan ligamentum. Ureter
mempunyai 2 cm dari sisi serviks uteri. Ada tiga tempat yang penting dari
ureter yang mudah terjadi penyumbatan yaitu pada sambungan ureter pelvis
diameter 2 mm, penyilangan vosa iliaka diameter 4 mm dan pada saat masuk ke
vesika urinaria yang berdiameter 1-5 cm.
Pembuluh
darah ureter
1. Arteri renalis
2. Arteri spermatika interna
3. Arteri hipogastrika
4. Arteri vesika inferior
Persarafan
ureter
Persarafan
ureter merupakan cabang dari pleksus mesenterikus inferior, pleksus
spermatikus, dan pleksu pelvis; seperti dari nervus; rantai eferens dan nervus
vagusrantai eferen dari nervus torakalis ke-11 dan ke-12, nervus lumbalis ke-1,
dan nervus vagus mempunyai rantai aferen untuk ureter.
2.4.
Vesika urinaria
Vesika
urinaria (kandung kemih) dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet,
terletak di belakang simfisis pubis di dalam rongga panggul. Bentuk kandung
kemih seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan dengan
ligamentum vesika umbilikalis medius.
Bagian
vesika urinaria terdiri dari:
1. Fundus yaitu, bagian yang menghadap ke arah belakang dan
bawah, bagian ini terpisah dari rektum oleh spatium rectovesikale yang terisi
oleh jaringan ikat duktus deferen, vesika seminalis dan prostat.
2. Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.
3. Verteks, bagian yang mancung ke arah muka dan berhubungan
dengan ligamentum vesika umbilikalis.
Dinding
kandung kemih terdiri dari lapisan sebelah luar (peritonium), tunika muskularis
(lapisan otot), tunika submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).
Pembuluh limfe vesika urinaria mengalirkan cairan limfe ke dalam nadi limfatik
iliaka interna dan eksterna.
Lapisan
otot vesika urinaria
Lapisan
otot vesika urinaria terdiri dari otot polos yang tersusun dan saling berkaitan
dan disebut m. detrusor vesikae. Peredaran darah vesika urinaria berasal dari
arteri vesikalis superior dan inferior yang merupakan cabang dari arteri iliaka
interna. Venanya membentuk pleksus venosus vesikalis yang berhubungan dengan
pleksus prostatikus yang mengalirkan darah ke vena iliaka interna.
Persarafan
vesika urinaria
Persarafan
vesika urinaria berasal dari pleksus hipogastrika inferior. Serabut ganglion
simpatikus berasal dari ganglion lumbalis ke-1 dan ke-2 yang berjalan turun ke
vesika urinaria melalui pleksus hipogastrikus. Serabut preganglion parasimpatis
yang keluar dari nervus splenikus pelvis yang berasal dari nervus sakralis 2, 3
dan 4 berjalan melalui hipogastrikus inferior mencapai dinding vesika urinaria/
Sebagian besar serabut aferen sensoris yan g keluar dari vesika urinaria menuju
sistem susunan saraf pusat melalui nervus splanikus pelvikus berjalan bersama
saraf simpatis melalui pleksus hipogastrikus masuk kedalam segmen lumbal ke-1
dan ke-2 medula spinalis.
2.5.
Uretra
Uretara
merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang berfungsi
menyalurkan air kemih keluar.
Uretra
pria
Pada laki-laki uretra berjalan berkelok kelok melalaui tengah-tengah prostat
kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang fubis ke bagian penis
panjangnya ± 20 cm. uretra pada laki-laki terdiri dari:
1. Uretra prostatia
2. Uretra membranosa
3. Uretra kevernosa
Lapisan
uretra laki-lakin terdiri lapisan mukosa (lapisan paling dalam), dan lapisan
submukosa.
Uretra
mulai dari orifisium uretra interna di dalam vesika urinaria sampai orifisium
eksterna. Pada penis panjangnya 17,5-20 cm yang terdiri dari bagian-bagian
berikut:
Uretra
prostatika merupakan saluran terlebar
panjangnya 3 cm, berjalan hampir vertikulum melalui glandula prostat , mulai
dari basis sampai ke apaks dan lebih dekat ke permukaan anterior.
Uretra
pars membranasea ini merupakan saluran yang paling
pendek dan paling dangkal, berjalan mengarah ke bawah dan ke depan di antara
apaks glandula prostata dan bulbus uretra. Pars membranesea menembus diagfragma
urogenitalis, panjangnya kira-kira 2,5 cm, di belakang simfisis pubis diliputi
oleh jaringan sfingter uretra membranasea. Di depan saluran ini terdapat vena
dorsalis penis yang mencapai pelvis di antara ligamentum transversal pelvis dan
ligamentum arquarta pubis.
Uretra
pars kavernosus merupakan saluran terpanjang
dari uretra dan terdapat di dalam korpus kavernosus uretra, panjangnya
kira-kira 15 cm, mulai dari pars membranasea sampai ke orifisium dari diafragma
urogenitalis. Pars kavernosus uretra berjalan ke depan dan ke atas menuju
bagian depan simfisis pubis. Pada keadaan penis berkontraksi, pars kavernosus
akan membelok ke bawah dan ke depan. Pars kavernosus ini dangkal sesuai dengan
korpus penis 6 mm dan berdilatasi ke belakang. Bagian depan berdilatasi di
dalam glans penis yang akan membentuk fossa navikularis uretra.
Oriifisium
uretra eksterna merupakan bagian erektor yang
paling berkontraksi berupa sebuah celah vertikal ditutupi oleh kedua sisi bibir
kecil dan panjangnya 6 mm. glandula uretralis yang akan bermuara ke dalam
uretra dibagi dalam dua bagian, yaitu glandula dan lakuna. Glandula terdapat di
bawah tunika mukosa di dalam korpus kavernosus uretra (glandula pars
uretralis). Lakuna bagian dalam epitelium. Lakuna yang lebih besar dipermukaan
atas di sebut lakuna magma orifisium dan lakuna ini menyebar ke depan sehingga
dengan mudah menghalangi ujung kateter yang dilalui sepanjang saluran.
Uretra
wanita
Uretra
pada wanita terletak di belakang simfisis pubis berjalan miring sedikit ke arah
atas, panjangnya ± 3-4 cm. lapisan uretra wanita terdiri dari tunika muskularis
(sebelah luar), lapiosan spongeosa merupakan pleksus dari vena-vena, dan
lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam). Muara uretra pada wanita terletak di
sebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya
sebagai salura ekskresi. Apabila tidak berdilatasi diameternya 6 cm. uretra ini
menembus fasia diagfragma urogenitalis dan orifisium eksterna langsung di depan
permukaan vagina, 2,5 cm di belakang glans klitoris. Glandula uretra bermuara
ke uretra, yang terbesar diantaranya adalah glandula pars uretralis (skene)
yang bermuara kedalam orifisium uretra yang hanya berfungsi sebagai saluran
ekskresi.
Diagfragma urogenitalis dan orifisium eksterna langsung di depan
permukaan vagian dan 2,5 cm di belakang glans klitoris. Uretra wanita
jauh lebih pendek daripada pria dan terdiri lapisan otot polos yang diperkuat
oleh sfingter otot rangka pada muaranya penonjolan berupa kelenjar dan jaringan
ikat fibrosa longggar yang ditandai dengan banyak sinus venosus merip jaringan
kavernosus.
Mikturisi
Mikturisis
adalah peristiwa pembentukan urine. Karena dibuat di dalam, urine mengalir
melalaui ureter ke kandung kencing. Keinginan membuang air kecil disebabkan
penambahan tekanan di dalam kandung kencing, dan tekanan ini di sebabkan isi
urone di dalamnya. Hal ini terjadi bila tertimbun 170 sampai 230 ml.
mikturisi adalah gerak reflek yang dapat dikendalikan dan ditahan oleh
pusat-pusat persarafan yang lebih tinggi pada manusia. Gerakannya ditimbulkan
kontraksi otot abdominal yang menambah tekanan di dalam rongga abdomen, dan
berbagai organ yang menekan kandung kencing membantu mengkosongkannya. Kandung
kencing dikendalikan saraf pelvis dan serabut saraf simpatis dari pleksus
hipogastrik.
Ciri-ciri
urine yang normal
Jumlahnya
rata-rata 1-2 liter sehari, tetapi beda-beda sesaui jumlah cairan yang
dimasukan. Banyaknya bertambah pula bila terlampau banyak protain dimakan,
sehingga tersedia cukup cairan yang diperlukan untuk melarutkan ureanya.
·
Warnanya bening oranye pucat tanpa endapan, tetapi adakalanya
jenjot lendir tipis tanpak terapung di dalamnya.
·
Baunya tajam.
·
Reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6.
·
Berat
jenis berkisat dari 1010 sampai
1025.
Komposisi
urine normal
Urine
terutama terdiri atas air, urea, dan natrium klorida. Pada seseorang yang
menggunakan diet yang rata-rata berisi 80 sampai 100 gram protein dalam 24 jam,
jumlah persen air dan benda padat dalam urine adalah seperti berikut:
·
Air
96%
·
Benda padat
4% (terdiri atas urei 2% dan produk metabolik lain 2%)
Ureum adalah hasil akhir metabolisme protein. Berasal dari asam
amino yang telah dipindah amonianya di dalam hati dan mencapai ginjal, dan
diekskresikan rata-rata 30 gram sehari. Kadar ureum darah yang normal adalah 30
mg setiap 100 ccm darah, tetapi hal ini tergantung dari jumlah normal protein
yang dimakan dan fungsi hati dalam pembentukan ureum.
Asam
urat. Kadar normal asam urat di dalam
darah adalah 2 sampai 3 mg setiap 100 cm, sedangkan 1,5 sampai 2 mg setiap hari
diekskresikan ke dalam urine.
Kretin adalah hasil buangan kreatin dalam otot. Produk
metabolisme lain mencangkup benda-benda purin, oksalat, fosfat, sulfat, dan
urat.
Elektrolit
atau garam, seperti natrium kalsium dan kalium
klorida, diekskresikan untuk mengimbangijumlah yang masuk melalui mulut.
Referensi :
·
Evelyn C. Pears. 2011. Anatomi
dan fisiologi untuk paramedis – Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
·
Syafuddin. 1997. Anatomi
fisiologi untuk siswa perawat edisi 2 – Jakarta : EGC
·
Syafuddin. 2006. Anatomi
fisiologi untuk mahasiswa perawat edisi 3 – Jakarta : EGC
·
Gibson, John MD. 1995. Anatomi
dan fisiologi modern untuk perawat edisin 2 – Jakarta : EGC
www.ilper.wordpress.com/2012/04/19/sistem-perkemihan-urinaria/
www.ilper.wordpress.com/2012/04/19/sistem-perkemihan-urinaria/
·
http://sectiocadaveris.wordpress.com/artikel-kedokteran/anatomi-ginjal-dan-saluran-kemih/,
diakses tanggal 02/01/2012
·
http://pisaudokter.blogspot.com/2011/02/anatomi-sistem-urinaria.html,
diakses tanggal 02/01/2012
w
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !