PRAKTIKUM FAAL LUDAH [PRAKTIKUM GIT]
Pendahuluan:
Saliva memiliki kisaran
pH= 6,0 - 7,4 yang merupakan kisaran pH untuk aktifnya enzim ptialin (amilase saliva ). Hal ini dikarenakan komponen utama saliva terdiri dari 99.5% air. Jika pH diatas atau di bawah pH tersebut maka enzim ini tidak aktif. Saliva merupakan cairan yang kental dari sekresi mucus ( glikoprotein ) yang berperan dalam
melumaskan bahan makanan. Selain
air, didalam saliva juga terdapat enzim amilase (protein) yang merupakan bagian sekresi serous dan ion-ion organik Ca2+ ,
Na+ , K+ , Cl-, HCO3- .
Protein akan mengalami penggumpalan (aglutinasi) jika bereaksi dengan asam encer karena asam encer dapat menurunkan titik isoelektris
kandungan protein dalam saliva
sehingga mengalami denaturasi.
Denaturasi protein juga dapat terjadi dengan penambahan asam pekat dan
pemanasan sehingga enzim menjadi tidak aktif yang bersifat irreversibel.
Didalam kelenjar parotis, submandibularis, sublingualis dan buccalis terdapat sel-sel sekretorik yang menghasilkan saliva. Stimulasi
parasimpatik menimbulkan efek spesifik pada membran sel yang menyebabkan transport aktif ion klorida ke
dalam sel sehingga muatan didalam sel menjadi lebih negatif dibandingkan diluar
sel. Hal ini menyebabkan ion sodium di luar sel berpindah kedalam sel dan
menciptakan tekanan osmotik (rata-rata saat sekresi sebesar 50-300 mOsm/liter) dan
terjadi osmosis air kedalam sel sehingga meningkatkan tekanan hidrostatik dan
volume didalam sel. Tekanan didalam sel menyebabkan keluarnya air, elektrolit
dan bahan organik dari ujung sekretori
sel kelenjar saliva.
Tujuan Percobaan :
- Mengetahui peranan saliva dalam pencernaan
- Mengetahui zat-zat yang terkandung dalam saliva
Alat dan Bahan :
Alat :
- tabung reaksi
- gelas beker
- piring porselin
- penangas air 37’C
- penangas air mendidih
Bahan:
- kertas lakmus
- asam cuka encer
- HCL 1N
- NaOH 1N
- larutan Kalium Oksalat
- larutan kanji 1%
- larutan yodium
- larutan benedict
Sampel: -. Ludah
Cara kerja :
- Kumurlah dengan Aquades untuk beberapa kali, kemudian kunyahlah sebongkah parafin padat dengan tujuan untuk merangsang keluarnya ludah. Kumpulkan ludah yang keluar dalam tabung reaksi yang tersedia. Uji tingkat keasaman ludah tersebut dan perhatikan viskositasnya
- Ambillah 5ml ludah dan masukkan dalam tabung reaksi yang bersih, tambahkan beberapa tetes larutan asam cuka. Amati persipitasi yang terjadi. Tuangkan ludah yang sudah diberi asam cuka tersebut ke dalam tabung reaksi lain. Perhatikan perubahan viskositas yang ada.
- Ambillah 2ml ludah dan masukkan ke dalam tabung reaksi bersih , tambahkan 1 atau 2ml HCl. Panasi tabung selama 10 menit dalam penangas air mendidih. Netralkan dengan 1 atau 2 tetes NaOH dan ujilah untuk reaksi reduksi gula dengan menambahkan ke dalam tabung 10ml larutan benedict dan panasi untuk beberapa menit. Amati perubahan warna yang tejadi dalam tabung tersebut.
- Ambillah ludah baru, kemudian dalam cawan porselin tambahkan larutan kanji 1% dan 1 tetes larutan yodium. Amati terjadinya warna biru dalam larutan itu. Dalam waktu yang bersamaan ambil ludah yang sudah dicampur larutan kanji sebanyak 5ml masukkan kedalam tabung yang bersih, kemudian di tambah larutan benedict 10ml dan panasi, amati perubahan warna.
Ulangi percobaan campuran ludah, kanji, dan yodium seperti di atas
dengan interval 1 menit sampai terjadi reaksi reaksi yodium dengan campuran
ludah-kanji menjadi negatif ( warnanya menyerupai larutan yodium ). Pada saat
reaksi campuran tersebut negatif, ambillah sebanyak 5ml campuran ludah kanji,
masukkan ke dalam tabung reaksi yang bersih, tambahkan larutan benedict 10ml,
panasi dan amati perubahan warna yang terjadi.
- Ulangi percobaan nomor 4 dengan menggunakan air ludah yang terlebih dahulu dipanasi sampai suhu air mendidih selama 10 menit.
- Ambil 5ml ludah segar dan masukkan ke dalam tabung reaksi, tambahkan beberapa tetes asam cuka dan beberapa tetes larutan K-Oksalat. Amati perubahan yang terjadi.
LAPORAN PERCOBAAN
PEMERIKSAAN FAAL LUDAH
1.
Bagaimanakah
hasil reaksi dari:
a. Ludah + asam asetat encer
b. Ludah
+ HCl ® + NaOH + Benedict
c. Ludah
+ kanji + iod
d. Ludah
dipanaskan + kanji + iod
e. Ludah
+ K- oksalat
Kesimpulan :
................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
2.
Apakah
fungsi ludah?
................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
3.
Apakah
yang dimaksud dengan kelenjar eksokrin?
................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
PERCOBAAN SISTEM
PERNAFASAN
SPIROMETRI [PRAKTIKUM SPIROMETRI]
1.
Fekuensi Pernafasan
Frekuensi pernapasan orang dewasa
normal berkisar 12 – 16 kali permenit yang mengangkut kurang lebih 5 liter
udara masuk dan keluar paru. Volume yang lebih rendah dari kisaran normal
seringkali menunjukkan kelainan fungsi paru. Frekuensi pernafasan berpengaruh
terhadap volume total udara yang ditukarkan dalam satu menit yang disebut
dengan Minute Volume of Respiration (MVR) atau juga biasa disebut menit
ventilasi. MVR ini didapatkan dari hasil kali antara volume tidal dan frekuensi
pernapasan normal permenit. Rata-rata MVR dari 500 ml volume tidal sebanyak 12
kali pernapasan permenit adalah 6000 ml/menit.
Menggunakan sebuah pengukur waktu (stopwatch/jam), lakukanlah percobaan
menghitung frekuensi pernafasan permenit pada saat:
a. Istirahat
b. Setelah berlari selama 3 menit
2. Volume Udara Pernafasan
Volume
dan kapasitas paru diukur dengan alat berupa spirometer atau spirometri, sedang
hasil rekamannya disebut dengan spirogram.
Volume
pernafasan meliputi:
a. Cadangan ekspirasi
b. Cadangan inspirasi
c. Kapasitas Vital
d. Tidal Volume
Cara
Kerja:
1.
Siapkan alat spirometri
2.
Tekan tombol ON untuk menyalakan
mesin. Masukkan identitas probandus meliputi usia, jenis kelamin, TB, BB.
3.
Kemudian masukkan mouthpiece yang ada
dalam alat spirometri kedalam mulutdan tutuplah hidung dengan penjepit hidung.
4.
Bernapaslah terlebih dahulu dengan
tenang sebelum melakukan pemeriksaan, kemudian tarik nafas yang dalam.
5.
Tekan tombol start jika sudah siap
untuk memulai pengukuran.
6.
Mulai dengan pernapasan tenang
sampai timbul perintah dari alat untuk ekspirasi maksimal (tidak terputus).
Bila dilakukan dengan benar maka akan keluar data dan kurva pada layar monitor
spirometri.
7.
Ukurlah FEV1 dan FVC1 probandus dan
lihat rasio FEV1/FVC1 probandus, lalu bandingkan dengan nilai acuan normal.
8.
Interpretasikan hasil pemeriksaan
anda.
LAPORAN
PERCOBAAN
PEMERIKSAAN
PERNAFASAN
1.
Frekuensi pernafasan
Istirahat Setelah
Latihan
Probandus 1:
Probandus 2:
2. Jika pernafasan
melebihi nilai normal disebut…..
Didapatkan
pada keadaan…..
3.
Jika pernafasan kurang dari normal
disebut….
Didapatkan
pada keadaan….
4.
Catat hasil pengukuran nilai FEV1 dan FVC1 dan rasio FEV1/FVC1
Probandus
1:
Probandus
2:
5. Interpretasikan hasil percobaan!
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !